Memahami Khusyuk dalam Salat

Latar Belakang Tema:

Tema kajian kali ini diambil dari pengalaman di lapangan. Banyak jemaah sering kali bertanya soal khusyuk dalam salat, sebuah tema yang tidak pernah usang dan selalu relevan untuk dibahas.
Salah satu pertanyaan umum yang muncul adalah:

“Bagaimana caranya agar bisa khusyuk dalam salat?”


Pendapat Umum tentang Khusyuk:

Banyak orang menjawab bahwa khusyuk itu:

  • Harus konsentrasi penuh

  • Memahami arti bacaan

  • Fokus terhadap tempat sujud

  • Tidak boleh melamun

Namun, apakah benar bahwa khusyuk itu harus dengan konsentrasi?


Koreksi Pemahaman: Khusyuk ≠ Konsentrasi

Dalam buku yang dibaca oleh pemateri, dijelaskan bahwa:

  • Makna khusyuk bukan konsentrasi.

  • Konsentrasi lebih mirip seperti orang meditasi atau semedi, yang bukan esensi dari salat.

"Ngobrol ini kan tidak harus konsentrasi. Tapi sadar. Penuh kesadaran dalam komunikasi."

Khusyuk itu kesadaran bahwa kita sedang berkomunikasi dengan Allah.


Contoh dari Rasulullah ﷺ:

Suatu ketika cucu Rasulullah naik ke punggung beliau saat sujud, dan Rasul pun memperlama sujudnya.
Ini menunjukkan:

  • Rasul tidak terputus kesadarannya dalam salat

  • Beliau tetap sadar akan kondisi sekitar, tidak dalam kondisi "lupa diri"


Khusyuk adalah Kesadaran, Bukan Kealpaan

Salat bukan berarti kita harus menutup diri dari semua sekitar, tetapi:

  • Kita sadar sedang berbicara kepada Allah

  • Seperti kita sedang berbicara penuh perhatian kepada orang lain

Salat adalah bentuk komunikasi spiritual, bukan aktivitas mengosongkan pikiran seperti meditasi.


Masalah Utama: Bukan Tidak Fokus, Tapi Iman

Banyak orang merasa salatnya sulit khusyuk karena:

  • Keimanan belum terbentuk secara mendalam

  • Islam datang kepada kita secara turun-temurun, bukan sebagai pilihan sadar

Orang-orang mualaf (yang baru masuk Islam) justru lebih bersungguh-sungguh, karena mereka mengalami proses pencarian dan penolakan terhadap keyakinan lama.


Contoh Sahabat:

Ada seorang sahabat yang sebelumnya menyembah banyak Tuhan.
Rasulullah menawarkan bimbingan dan berkata:

“Maukah kamu aku ajarkan sesuatu yang mudah jika kamu masuk Islam?”

Kemudian diajarkan doa:

اللهم ألهمني رشدي وأعذني من شر نفسي
“Ya Allah, berilah aku ilham (petunjuk dalam hidupku), dan lindungilah aku dari kejahatan diriku.”

Ini bukan sekadar wirid, tetapi bentuk komunikasi dan permohonan yang sadar.


Salat: Komunikasi dengan Allah

Setiap gerakan dan bacaan dalam salat:

  • Takbiratul Ihram

  • Al-Fatihah

  • Rukuk, Sujud, Tasyahud

Semua itu bukan tentang konsentrasi kosong, tapi kesadaran penuh akan hubungan dengan Allah.


Penutup:

Khusyuk bukan tentang:

  • Memaksakan fokus

  • Menolak pikiran datang

Tapi tentang:

  • Sadar bahwa kita sedang menghadap dan berbicara kepada Allah

  • Menguatkan iman terhadap yang gaib

Karena iman kepada yang gaib adalah dasar utama untuk mencapai kekhusyukan yang hakiki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SHALAT JAMAK DAN QASHAR

Qurban

Sujud Tilawah dan Sujud Syukur