Salat Gerhana Bulan dan Matahari

 

2. Salat Gerhana Bulan dan Matahari

Allah berfirman:

لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ
“Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya.”
(QS. Fuṣṣilat: 37)

➡ Ayat ini menegaskan:

  • Matahari dan bulan hanyalah ciptaan Allah, bukan untuk disembah.

  • Gerhana yang terjadi bukan pertanda kematian atau kelahiran seseorang, melainkan tanda kebesaran Allah.

  • Saat terjadi gerhana, Nabi ﷺ mensyariatkan salat gerhana (Khusuf/Kusuf) sebagai bentuk dzikir, doa, dan ketundukan kepada Allah.


📌 Rangkuman Halaman

  • Salat Id: waktu utamanya 1 Syawal. Jika baru tahu sudah masuk Syawal setelah Zuhur, maka boleh salat Id di tanggal 2.

  • Salat Gerhana: dilakukan ketika terjadi gerhana bulan atau matahari sebagai bentuk ibadah kepada Allah, bukan karena fenomena mistis.

Konteks Hadis Gerhana

  • Ketika Ibrahim, putra Nabi ﷺ dari Mariah Al-Qibthiyah meninggal dunia, bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari.

  • Orang-orang pada saat itu menyangka bahwa gerhana terjadi karena wafatnya Ibrahim.

  • Rasulullah ﷺ meluruskan anggapan tersebut dengan sabda beliau:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Gerhana itu tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka apabila kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Makna Hadis:
Gerhana bukan fenomena mistis atau tanda kematian/kelahiran orang besar, melainkan tanda kekuasaan Allah yang mengajak manusia untuk bertafakkur dan beribadah.


Hukum Salat Gerhana

  • Hukum salat gerhana adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).

  • Bisa dilakukan berjamaah maupun sendiri.


Tata Cara Salat Gerhana

Ada beberapa cara yang dijelaskan oleh para ulama berdasarkan hadis-hadis Nabi ﷺ:

  1. Minimal dua rakaat seperti salat sunnah biasa.

  2. Cara utama (lebih sempurna):

    • Dua rakaat, tetapi setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk.

    • Urutannya: Takbir → Al-Fatihah → Surat panjang → Rukuk → Berdiri lagi → Al-Fatihah → Surat panjang → Rukuk lagi → I’tidal → Sujud dua kali.

    • Jadi dalam 2 rakaat terdapat 4 kali rukuk dan 4 kali bacaan Al-Fatihah.

  3. Lebih sempurna lagi: bacaan surah yang dipanjangkan, rukuk juga dipanjangkan.

    • Rakaat pertama membaca surah panjang (seperti Al-Baqarah), rakaat kedua membaca yang lebih pendek (Ali ‘Imran, An-Nisa, dsb).

    • Ini sesuai hadis riwayat Aisyah dan Ibnu Abbas.


Bacaan Salat Gerhana

  • Bacaan Al-Fatihah dan surah dikeraskan (jahr), terutama pada gerhana bulan karena terjadi malam hari.

  • Pada gerhana matahari, sebagian ulama berpendapat bacaan tidak dikeraskan, karena terjadi siang hari.


Sunnah Setelah Salat Gerhana

  • Disunnahkan berkhutbah setelah salat, isinya berupa nasihat:

    • Memperbanyak doa.

    • Memohon ampunan.

    • Mengingatkan jamaah untuk bersedekah.

    • Menekankan bahwa gerhana adalah tanda kekuasaan Allah, bukan karena sebab-sebab duniawi.


📌 Ringkasnya:

  • Gerhana adalah tanda kekuasaan Allah, bukan pertanda kelahiran atau kematian seseorang.

  • Salat gerhana hukumnya sunnah muakkadah, dilakukan 2 rakaat dengan 4 kali rukuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SHALAT JAMAK DAN QASHAR

Qurban

Sujud Tilawah dan Sujud Syukur